Kamis, 11 Mei 2017

Jaringan Pelindung

Diposting oleh Unknown di 08.51 0 komentar
Oleh: Rabiul Awalia                NIM 22164774A
          Devi Widyastuti             NIM 22164776A
          Yunita Savira W.K         NIM 22164778A
          Olyvia Rennisa              NIM 22164779A
           Nita Setyani                   NIM 22164780A
  Elsye Adelina                NIM 22164
Teori 2 2016 Semester 2 
Univarsitas Setia Budi Surakarta
Dosen Pengampu :
Desi Purwaningsih, M.Si

I. Tujuan :
           Untuk mengetahui bagian dan fungsi jaringan pelimdung pada tumbuhan

II. Dasar teori

Jaringan pelindung

Fungsi untuk melindungi kekurangan air, kerusakan mekanis , suhu udara yang ekstrim, kehlangan zat makanan pelindung terhadap serangan hama.

Jaringan pelindung di bagi menjadi dua :

1. Jaringan epidermis

2. Jaringan gabus

1 .JARINGAN EPIDERMIS





Ciri – ciri 

· Berasal dari meristem primer

· Bentuk sel bermacam macam

· Rapat

· Tidak ada ruang antar sel

· Vlakuola berisi cairan sel ( cairan antosianin)




Jaringan epidermis terjadi penebalan yang terdiri dari selulosa atau zat kutin dan dilindungi oleh kutikula untuk mencegah peguapan , Pada akar sel epidermis tidak terdapat kutikula karena fungsinya untuk menyerapa air , apabila di akar terdapat kutikula penyerapan air akan terhambat.

Pada tumbuhan monokotil di lengkapi oleh sel bulifom : yang mempunyai bentuk yang menggebung , vlakuola besar , membrane tipis.

Fungsi sel bulifom untuk membuka atau membebaskan daun yang menggulung karena bersifat higroskopis , selain itu pada kekeringan sel bulifom akan menggulungkan daun tujuanya untuk mengurangi penguapan . Sel bulifom bekerja sesuai dengan rangsangan

Sel bulifom

1. Dapat terbentuk pada kedua permukaan daun

2. Dalam sel tidak berisi benda benda padat, hanya berisi cairan

3. Tidak mengandung klorofil

4. Dinding radial tipis ,dinding luar lebih tebal ari sel epidermis

5. Membrane / dinding selterdiri atas selulosa dan pectin





DERIVAT EPIDERMIS

1. Stomata




Pengertian Stoma adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup.



Sel penutup dikelilingi oleh sel sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel sel epidermis lainnya dan disebut sebagai sel tetangga.



Sel tetangga adalah sel yang berperan penting dalam perubahan osmotik yang mengatur dalam lebar celah dan gerakan sel penutup. Sel penutup pada stomata dapat terletak sama tinggi dengan permukaan epidermis atau panerofor, atau stomata dapat lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor). Stomata dapat juga lebih tinggi dari permukaan epidermis yang sering dikatakan sebagai sel penutup tipe menonjol.



Sel penutup biasanya berbentuk ginjal bila kita perhatikan dari atas, akan tetapi pada suku rerumputan (Poaceae) sel menutup berbentuk berbeda dengan dua sel tetangga diantara tiap sel penutup stomata.

Stomata dapat juga dikelompokkan berdasarkan asal dari sel tetangga dan sel penutupnya. Berikut tipe tipe stomata berdasarkan asal sel tetangga dan sel penutupnya.
Mesogen, yaitu kedua sel berasal sama
Perigen, apabila sel tetangga tidak mempunyai asal yang sama dengan sel penutup
Mesoperigen, yaitu apabila sel tetangga sedikitnya satu saja memiliki asal yang sama dengan sel penutup.

Berdasarkan letak sel penutup

· Stomata phaneropore : stomata yang sel penutupnya di permukaan daun

· Stomata kriiptopore : stomata yang sel penutupnya di dalam permukaan daun

· Stomata tipe menonjol : stomata yang sel penutupnya menonjol di ataspermukaan daun

Berdasarkan jumlah dan letak sel tetangga

1. Anomocytic : sel tetangga tidak beraturan , sel tetangganya berbeda – beda

2. Anisosytic : memiliki sel berbeda – beda , sel tetangganya 3 , satu sel bentuknya lebih kecil dari yang lain

3. Paracytic : jumlah selnya dua , sel tetangganya sejajar dengan radialis

4. Diasitic : jumlah sel tetangganya dua , sel tetangganya tegak lurus dengan radialis

5. Actinocytic : jumlah sel tetangganya 4 tidak beraturan dan melingkari stomata

6. syclosytic : jumlah sel tetangganya 4 tersusun teratur membentuk lingkaran kecil









Berdasarkan bentuk dan letak penebalan dinding sel penutup serta arah membuka sel penutup :

1. amarylidaceae

sel penutup berbentuk ginjal , dinding perut dan inding punggung tipis, dinding luar dan dinding dalam menebal , membuka sel penutupnya sejajar dengan permukaan dalam



2. gramineae / cyperaceae

sel penutup berbentuk halter , dinding perut pada ujung membesar dan relative lebih tipis dari pada dinding sel bagian tengah, arah membuka sejajar dengan permukaan epidermis

3. tipe mnium

stomata berbentuk ginjal,dinding perut, dinding luar , diding dalam lebih tipis dari dinding punggung. Arah membukanya tegak lurus dengan permukaan epidermis

4. tipe heleborus

sel penutup berbentuk ginjaldinding punggung, dinding perut, dindind dalam lebih tipis dari dinding luar, arah membuka menyerong.




GERAKAN BUKA TUTUP STOMATA



Mekanisme membuka dan menutupnya stomata

Pertama, pati yang terdapat pada kloroplas sel penjaga diubah menjadi asam malat. Kedua, pompa proton pada membrane plasma sel penjaga diaktifkan. Pompa proton tersebut menggerakkan ion H + , beberapa diantaranya berasal dari asam malat, melintasi membrane plasma. Asam malat kehilangan ion H + membentuk ion malat. Hal ini menaikkan gradien listrik

dan gradien pH lintas membran plasma. Ion K + mengalir ke dalam sel tersebut melalui suatu saluran sebagai respons ter- hadap perbedaan muatan, sedangkan ion Cl- berasosiasi dengan ion H + mengalir ke dalam sel tersebut melalui saluran lainnya dalam merespon perbedaan konsentrasi ion H + . Akumulasi ion malat, K + , dan Cl - menaikkan tekanan osmotik sehingga air tertarik ke dalam sel penjaga. Signal yang mengaktifkan enzim pem- bentukan malat dan mengaktifkan pompa proton di dalam membran plasma adalah cahaya merah dan cahaya biru. Produksi asam malat dan influksion K + dan Cl - menarik air ke dalam sel melalui proses osmosis. Ketika vakuola sel penjaga memperoleh air, sel tersebut membengkak dan menyebabkan tekanan turgor naik. Tekanan turgor ini akan mendesak dinding tipis pada sel penjaga sehingga mengakibatkan stomata membuka. Proses menutupnya stomata akan terjadi pada saat sel penjaga kehilangan ion K + yang kemudian disusul dengan hilangnya air melalui proses osmosis yang menyebabkan turgor sel penjaga menurun. Adanya klorofil pada sel penjaga men- gakibatkan sel penjaga dapat melangsung- kan proses fotosintesis yang menghasilkan glukosa dan mengurangi konsentrasi CO 2 . Glukosa larut dalam air sehingga air dari jaringan di sekitar sel penjaga akan masuk ke dalam sell penjaga yang mengakibatkan tekanan turgor sel penjaga naik sehingga stomata akan membuka.

Faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu:

1. Faktor internal antara lain cahaya matahari, konsentrasi CO 2 , dan asam absisat (ABA).

2. Faktor internal (jam biologis). Cahaya matahari merangsang sel penjaga menyerap ion K + dan air, sehingga stomata membuka pada pagi hari.

Pada dasarnya proses membuka dan menutupnya stomata bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kehilangan air melalui transpirasi dengan pembentukan gula melalui fotosintesis.



2. Trikoma




Trikoma adalah rambut-rambut halus yang terdapat pada permukaan tumbuhan. Trikoma memiliki fungsi dalam mengurangi intensitas cahaya matahari dan melindungi tumbuhan dari pemangsa. Pada akar, trikoma muncul dalam bentuk rambut akar yang berfungsi dalam penyerapan air.

trikoma terbagi menjadi 2 :

a) Unicellular(satu sel), kebanyakan tidak bercabang namun ada juga yang bercabang
b) Multicellular(sel banyak), memiliki cabang seperti pohon(dendroid) ada juga yang bercabang memanjang dan mendatar (stellate hairs)







Trikoma dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Trikoma Glanduler

Trikoma glanduler merupakan trikoma yang dapat menghasilkan sekret. Trikoma glanduler dapat bersel satu atau banyak. Tumbuhan yang memiliki trikoma glanduler, contohnya, tembakau (Nicotiana tabacum) yang terletak pada daunnya.

Macam – macam Trikoma glanduler :

(1) trikoma hidatoda, terdiri atas sel tangkai dan beberapa sel kepala dan mengeluarkan larutan yang berisi asam organik;

(2) kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang kental dan mampu mengeluarkan madu ke permukaan sel permukaan sel;

(3) kelenjar garam terdiri atas sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang pendek.

(4) Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantong dan ujung runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal.

b) Trikoma Non glanduler

Trikoma ini tidak menghasilkan secret

. Macam-macam Trikoma nonglanduler, antara lain:





(1) rambut sisik, misalnya pada daun durian;

(2) rambut bercabang, misalnya pada daun waru;

(3) rambut akar.



Fungsi Trikoma

1. Memperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung, terutama mencegah penguapan

yang berlebihan pada tumbuhan darat.

2. Sebagai alat penghisap air dan garam-garam tanah

3. Membantu penyebaran biji ex: kapas

4. Pelindung tumbuhan dari gangguan luar (stinging hairs)

5. Alat penerus rangsangan luar

6. Alat sekresi

7. Berfungsi untuk menyerap air dan unsur-unsur hara

8. Berfungsi untuk mengurangi besarnya penguapan 

9. Rambut gatal yang berfungsi untuk mengurangi gangguan yang disebabkan oleh hewan maupun manusia 

10. Membuat biji menjadi ringan, sehingga memudahkan menerbangkan biji dan membantu penyerbukan 

11. Mempercepat pertumbuhan biji, karena mudah diserap air 

12. Mencegah serangga yang akan merusak biji 

13. Pada nektaria, akan menghasilkan madu untuk menarik perhatian serangga yang nantinya akan membantu dalam penyerbukan 

14. Pada kepala putik, akan mengeluarkan zat perekat sehingga serbuk sari akan mudah melekat
.
15. Mengurangi besarnya penguapan air 

16. Mempermudah untuk memanjat.







JARINGAN GABUS




A. Pengertian Jaringan Gabus

Jaringan gabus (kambium gabus) merupakan kelompok meristem sekunder yang terbentuk dari sel – sel parenkim korteks bagian luar batang. Aktivitas kambium gabus membentuk lapisan sel yang mengalami penebalan oleh senyawa suberin / gabus yang tidak tembus oleh air. Lapisan gabus yang terbentuk dari felogen tersusun rapat dengan lapisan lilin yang siap menggantikan epidermis yang terkelupas akibat aktivitas kambium vaskular. Lapisan ini disebut dengan periderm.

Jaringan gabus pada tumbuhan dikotil dibentuk oleh kambium gabus atau felogen yang ada di bawah epidermis. Jaringan gabus terbagi menjadi dua macam. Jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah luar dan selselnya mati disebut felem. Sedangkan jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah dalam dan sel-sel yang hidup menyerupai parenkim disebut feloderm.





Jaringan ini mempunyai sifat lebih kuat daripada epidermis, terdapat di bagian tepi alat-alat tumbuhan. Pada tumbuhan yang berumur panjang, bila epidermis telah mati atau tidak aktif, maka jaringan gabus ini menggantikan fungsi epidermis yaitu sebagai pelindung jaringan di bawahnya.

Jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus yang disebut felogen. Sel-sel gabus mengandung suberin dan kutin. Letak jaringan gabus rapat antara satu dengan yang lainnya. Ruang antarselnya tidak ada, sehingga sukar ditembus air dan gas. Dengan adanya celah-celah atau pori-pori pada lapisan gabus yang disebut lentisel, maka kesulitan itu dapat ditanggulangi karena air dan gas-gas bisa menerobos dan melaluinya.



B. MACAM- MACAM JARINGAN GABUS

Jaringan gabus dibedakan menjadi tiga.



a. Eksodermis

Jaringan gabus terdiri atas tiga bagian, yaitu gabus yang terdapat di bagian dalam dari tumbuhan sehingga berfungsi sebagai pembatas antara jaringan-jaringan di dalam tumbuhan. Jaringan ini terletak di luar dan mengandung suberin pengganti epidermis.



b. Endodermis

Pada bagian endodermis yang masih muda, dinding selnya terdiri atas selulosa dan bersifat elastis, sedangkan endodermis yang sudah tua atau dewasa pada dinding selnya terjadi penebalan penebalan berupa titik-titik atau pita dari zat kayu dan mengandung suberin serta kutin yang disebut titik atau pita kaspari.



c. Periderm (Kulit Gabus)

Periderm dibagi menjadi tiga bagian berikut.



1) Felogen (Kambium Gabus)

Felogen merupakan kambium gabus yang merupakan lapisan sel yang meristematis. Felogen dapat terbentuk dari berbagai jaringan hidup, misalnya epidermis, parenkim korteks yang sel-selnya dapat berubah menjadi meristematik. Felogen ke arah luar membentuk gabus (felem) dan ke arah dalam membentuk parenkim (feloderm). Felogen, felem, dan feloderm membentuk jaringan kulit gabus (periderm).



2) Felem (Gabus)

Felem merupakan lapisan gabus sebagai produk dari felogen yang terbentuk ke arah luar.



3) Feloderm (Parenkim Gabus)

Jaringan ini dapat dikatakan hampir homogen dengan parenkim korteks yang terbentuk ke arah dalam sehingga hanya terdapat di lapisan paling dalam. Dengan adanya jaringan gabus maka bagian dalam tumbuhan hidup terpisah dari udara luar. Untuk itulah diperlukan adanya hubungan antara bagian dalam tumbuhan dengan udara luar untuk menunjang berbagai macam proses kehidupan. Dalam hal ini, pada jaringan gabus batang terdapat lentisel.



C. Ciri – Ciri Jaringan Gabus

Jaringan gabus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tersusun atas sel – sel hidup kemudian mati

Lapisan gabus terbentuk dari aktivitas felogen (kambium gabus) yang merupakan meristem sekunder. Felogen membentuk felem ke arah luar, dan feloderm ke arah dalam. Felogen tersusun atas sel – sel hidup, sementara felem merupakan sel –sel yang mati. Felem ini lah yang akan menjadi lapisan gabus pada tumbuhan dikotil.



2. Susunan selnya rapat

Susunan jaringan gabus yang akan membentuk periderm memiliki ciri yang mirip dengan epidermis, yakni sel – selnya tersusun rapat. Hal ini berkaitan dengan fungsi yang akan diemban oleh periderm, menggantikan epidermis yang mengelupas sebagai pelindung tumbuhan.

3. Dinding sel mengalami penebalan oleh zat suberin

Jaringan gabus terbentuk dari kambium gabus yang merupakan sel – sel merismatik berdinding tipis. Kemudian sel- sel yang terbentuk ini akan mengalami penebalan dinding selnya oleh senyawa suberin dan kemudian menjadi sel mati. Senyawa suberin (lilin) ini memiliki sifat tak tembus oleh air, sehingga sangat menguntungkan bagi tumbuhan karena dapat mencegah penguapan.



D. Fungsi Jaringan Gabus

Jaringan gabus memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Menggantikan epidermis sebagai pelindung

Lapisan epidermis terbentuk dari pembelahan meristem primer. lapisan epidermis berfungsi sebagai pelindung tumbuhan. namun demikian aktivitas meristem sekunder (kambium) menyebabkan ukuran batang menjadi bertambah. hal demikian membuat lapisan epidermis yang hanya selapis menjadi pecah dan akhirnya mengelupas. peran pelindung yang diemban oleh epidermis akan digantikan oleh jaringan gabus yang terbentuk dari kambium gabus yang terletak di sisi luar korteks batang. kambium gabus merupakan sel – sel parenkim yang bersifat merismatik. aktivitas kambium gabus menghasilkan sel –sel yang mengalami penebalan oleh suberin menjadi lapisan periderm yang berfungsi menggantikan epidermis sebagai pelindung.

2. Mencegah penguapan

Lapisan gabus yang mengalami penebalan oleh zat suberin sangat berarti dalam menjalankan fungsinya sebagai pelindung, terutama dari penguapan. kehilangan air melalui penguapan kerap terjadi pada tumbuhan akibat paparan matahari. karakter zat suberin (lilin) yang tak tembus air membuat air terperangkap di dalam tumbuhan, hal ini sangat menguntungkan bagi tumbuhan terutama tumbuhan yang hidup di daerah kering atau pada saat musim panas.

3. Melindungi dari kerusakan mekanis dan infeksi patogen

Lapisan epidermis yang telah mengelupas akibat pertumbuhan sekunder tak perlu dirisaukan, keberadaan jaringan gabus dapat diandalkan untuk menggantikan lapisn epidermis. dengan penebalan dinding oleh suberin, membuat lapisan jaringan gabus dapat melindungi dari kerusakan mekanis dan juga infeksi patogen yang dapat menyerang tubuh tumbuhan.



DAFTAR PUSTAKA

-Anonim. 2015. Pengertian dan fungsi jaringan gabus. <http://www.biomagz.com/2015/11/jaringan-gabus-pengertian-fungsi.html>, diakses tanggal 10 Mei 2017 pukul 14.18 WIB

-Anonim. Tidak diketahui. Fungsi jaringan gabus, pengertian, dan ciri-ciri. <http://kakakpintar.com/fungsi-jaringan-gabus-ciri-ciri-dan-pengertian-lengkap/>, diakses tanggal 10 Mei 2017 pukul 14.20 WIB



 

Jaringan Pada Tumbuhan © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor